SKRIPSI
Analisis Pengendalian dan Perencanaan Obat Analgetik Non Opioid Dengan Kombinasi Metode ABC dan Konsumsi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center Kota Pekanbaru Tahun 2022
Perbekalan farmasi sebagai aset lancar rumah sakit sangat penting untuk kelangsungan hidup pasien karena intervensi pelayanan kesehatan di rumah sakit 90% lebih menggunakan perbekalan farmasi. Hal inilah yang menyebabkan ketersediaan perbekalan farmasi menjadi indikator yang sangat penting. Sehingga memerlukan upaya pengelolaan yang efisien dan efektif dengan melakukan kegiatan pengendalian dan perencanaan dengan kombinasi metode ABC dan konsumsi agar dapat diperoleh efisiensi dalam persediaan dan anggaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian dan perencanaan obat Analgetik Non Opioid dengan kombinasi metode ABC dan Konsumsi di IFRS Pekanbaru Medical Center. Penilitian ini menggunakan metode observasional yang bersifat deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif yaitu berupa data pemakaian obat, data harga obat dan data sisa stok obat periode Januari-Desember 2022 di IFRS Pekanbaru Medical Center. Berdasarkan hasil analisis ABC nilai pakai didapatkan kelompok A terdiri dari 10 item obat (10,42%) dengan persentase nilai pakai (78,47%), kelompok B terdiri dari 11 item obat (11,46%) dengan persentase nilai pakai (16,43%) dan kelompok C terdiri dari 75 item obat (78,13%) dengan persentase nilai pakai (5,10%). Berdasarkan hasil analisis ABC nilai investasi didapatkan kelompok A terdiri dari 13 item obat (13,54%) dan menyerap anggaran sebesar Rp. 862.613.306 (78,96%), kelompok B terdiri dari 25 item obat (26,04%) dan menyerap anggaran sebesar Rp. 172.229.573 (15,77%) dan kelompok C terdiri dari 58 item obat (60,42%) dan menyerap anggaran sebesar Rp. 57.615.911 (5,27%). Berdasarkan perencanaan dengan metode konsumsi, didapatkan total anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan obat Analgetik Non Opioid kelompok A pada tahun 2023 sebesar Rp. 1.059.969.212. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan, bahwa obat Analgetik Non Opioid kelompok A memiliki nilai pakai dan investasi paling tinggi, sehingga perlu diberi perhatian khusus agar terhindar dari kekosongan obat yang dapat menyebabkan kerugian bagi rumah sakit.
Tidak tersedia versi lain