SKRIPSI
Analisis Risiko Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Geriatri Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) adalah respon terhadap obat yang berbahaya dan tidak diinginkan dan terjadi pada dosis yang digunakan oleh manusia untuk profilaksis, diagnosis, terapi penyakit atau untuk pengubahan fungsi fisiologis. Geriatri memiliki risiko tujuh kali lebih besar mengalami ROTD dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko terjadinya ROTD pada pasien DM tipe 2 geriatri dan analisis perbedaan data demografi (jenis kelamin dan usia) terhadap risiko ROTD. Jenis penelitian ini adalah observasional yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 41 sampel rekam medik pasien DM tipe 2 geriatri menggunakan teknik purposive sampling di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Berdasarkan skor gerontoNet yang terdiri dari 6 variabel (≥4 comorbid, gagal jantung, gangguan hati, jumlah obat, riwayat ROTD, dan gangguan ginjal), skor akhir ≥4 menunjukkan pasien yang berisiko tinggi mengalami ROTD. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang paling banyak menentukan skor adalah jumlah obat yang diterima pasien dan GFR ≤60 mL/menit/1,73 m2. Sebanyak 68,85% (27 sampel) memiliki risiko tinggi (skor ≥4) mengalami ROTD. Uji statistik menunjukkan bahwa antara jenis kelamin terhadap risiko ROTD diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p= 1,000) dan pada klasifikasi usia terhadap risiko ROTD tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p= 1,000). Dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin dan usia geriatri tidak berbeda dalam memberikan risiko ROTD.
Tidak tersedia versi lain