Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan bagian terluar dari umbi bawang merah yang biasanya dibuang dan tidak dimanfaatkan. Namun, mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yakni flavonoid, alkaloid, fenolik, steroid dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol kulit bawang merah terhadap beberapa bakteri Gram positif (Stap…
Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan lapisan tipis terluar yang menyelimuti umbi, terdiri dari dua lapis tipis, biasanya dibuang dan tidak dimanfaatkan, mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yakni flavonoid, fenolik dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap penurunan kadar kolesterol total seca…
Kulit bawang merah (Allium cepa L. var. agrregatum) mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti fenolik, flavonoid dan terpenoid yang dapat digunakan sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur dari fraksi n-heksan, etil asetat, dan butanol kulit bawang merah terhadap Trichophyton mentagrophytes penyebab penyakit dermatofitosis dan Candida albicans…
Bawang merah (Allium cepa L.) sering kali digunakan sebagai bumbu dapur oleh masyarakat.Bagian bawang merah yang sering dimanfaatkan adalah umbinya saja, sedangkankulit bawang merah sering kali dibuang karena dianggap sebagai limbah.Berdasarkan hasil skrining fitokimia ekstrak etanol kulit bawang merah mengandung senyawa metabolit sekunder seperti fenolik, flavonoid dan terpenoid yang dapat dig…
Bawang merah (Allium cepa L.) diketahui memiliki bioaktivitas sebagai antibakteri. Berdasarkan skrining fitokimia, kulit bawang merah segar mengandung alkaloid, flavonoid dan fenolik. Dalam memperoleh senyawa berkhasiat sebagai antibakteri, dapat dilakukan dengan cara isolasi mikroba endofit. Mikroba endofit ini merupakan mikroba yang hidup dalam jaringan tanaman dan mampu membentuk koloni dala…
Bawang Merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional memiliki bioaktivitas sebagai antibakteri. Hasil skrining fitokimia, umbi bawang merah mengandung alkaloid, flavonoid dan fenolik. Dalam upaya memperoleh senyawa baru sebagai antibakteri, dilakukan isolasi jamur endofit. Jamur endofit adalah jamur yang hidup dan menghasilkan metabolit sekunder…
Jamur endofit merupakan jamur yang habitatnya berada dalam jaringan tanaman dan memiliki aktivitas biologis. Jamur endofit mampu menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sama dengan tanaman inangnya. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bawang merah (Allium cepa L.) yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat jamur endofit d…
Bawang merah diketahui memiliki bioaktivitas sebagai antibakteri. Berdasarkan skrinning fitokimia, umbi bawang merah (Allium cepa L.) mengandung alkaloid, flavonoid dan fenolik. Dalam memperoleh senyawa berkhasiat sebagai antibakteri, dapat dilakukan dengan cara isolasi mikroba endofit. Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman dan mampu membentuk koloni dalam jarin…
Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu tanaman berkhasiat obat yang mengandung senyawa allisin, alliin dan juga pektin yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan bakteri. Infeksi karena bakteri dapat diatasi dengan antibakteri yang berasal dari senyawa alami. Dalam hal ini memerlukan ekstraksi dan pemurnian zat metabolit aktif dari tanaman obat dalam jumlah besar dan dapat…
Bawang merah (Allium cepa L. var. agrregatum) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah dataran rendah dan beriklim tropis seperti Indonesia. Selain digunakan sebagai bahan masakan, bawang merah dapat juga digunakan sebagai obat tradisional.Bawang merah (Alliumcepa L. var. agrregatum) mengandung beberapa metabolit sekunder, yaitu flavonoid, fenolik dan terpenoid yang dapat berkhasiat sebag…